Senin, 06 November 2017

MATERI KONSELING






KONSELING



1.      SEJARAH KONSELING



Pada tahun 1900 an Jesse B. Davis mengembangkan program bimbingan secara sistematis di sekolah umum di Michigan.

Frank Parsone ( Father of Guidance) :

a.       Mengembangkan Boston Vocational Bureau untuk membantu remaja mengambil keputusan karir.

b.      Menulis Choosing A Vocation

Pada tahun 1910 an berdiri NVGA ( National Vocational Guidance Assosiation). Adanya undang-undang yang mengatur disediakannya dana bagi sekolah umum untuk menyediakan pendidikan karir. Gerakan bimbingan karir ini mendukung berkembangnya psikometri setelah Perang Dunia I.

Tahun 1940 an , Carl Rogers mengembangkan konseling dengan client centered approach serta mempublikasikan buku Counseling and Psychotherapy. Pada awal perang Dunia II dibutuhkan konselor dan psikolog untuk menyeleksi dan melatih individu dalam bidang militer dan industri.

Dan tahun 1950 an berdiri APGA yang merupakan cikal bakal American Counseling Association. Saat itu juga muncul teori baru ( analisis transaksional, rational-emotive therapy) yang bersaing dengan teori lama ( psikoanalsa, behaviorisme, trait factor, client centered).

Di tahun 1960 an, konseling pada developmental issues mendapat perhatian. Konseling behavioral muncul sebagai teori konseling yang kuat. Mulai terbentuk Community Mental Health Center Act dan APGA mempublikasikan kode etik.

Tahun 1980 an APGA berubah menjadi AACD. Dan standar konseling pun tambah berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi fokus konseling.

Pada tahun 1990 an AACD berubah menjadi ACA. Isu spiritual mulai bisa diterima.

Perkembangan konseling di Indonesia diawali pada tahun 1950 , Prof. Dr. Slamet Imam Santoso mengembangkan Psikologi di Universitas Indonesia. Semula konseling hanya dikembangkan disekolah menengah kemudia diterapkan di pusat rehabilitasi sosial, lembaga sosial dan industri.





2.      PENGERTIAN DAN PRINSIP DASAR



Konseling merupakan sistem dan proses bantuan mengentaskan masalah yang terbangun dalam suatu hubungan tatap muka antara dua individu ( klien yang menghadapi masalah dengan konselor yang memiliki kualifikasi yang di persyaratkan).(Konselor Indonesia, 2010)

Konseling adalah serangkaian kontak / hubungan bantuan langsung dengan individu bertujuan membarikan bantuan kepadanya dalam merubah sikap dan tingkah lakunya ( Rogers )

Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap ,dilakukan secara sistematik dengan pandangan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut ( Saefudin, Abdul Bari : 2002)

Prinsip dasar dari konseling mencakup hal-hal berikut :

a.       Klien adalah individu yang memiliki kemampuan membuat keputusan dan memilih tujuan serta secara umum mampu menerima tanggung jawab dari tingkahnya.

b.      Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pada masa lalu.

c.       Wawancara sebagai alat utama dalam konseling.

d.      Tanggung jawab pengambilan keputusan berada pada klien.

e.       Konseling memfokuskan pada perubahan tingkah laku.



3.      TEORI KONSELING



A.    Pendekatan Psikoanalitik



Tokoh : Sigmund Freud

Mempopulerkan teori bahwa motif  tidak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Serta adanya perilaku manusia pada awalnya didasari pada hasrat seksual.

Menurut pandangan psikoanalitik, kepribadian terdiri dari 3sistem yaitu :

a.       Id : pada prinsipnya pleasure and principle

b.      Ego : menilai realita, sebagai pelaksana melihat dunia luar

c.       Super ego : bagian moral kepribadian manusia

Tujuan konseling psikoanalitik:

1.      Membuat tidak sadar menjadi sadar.

2.      Mengatasi tahap-tahap perkembangan yang tidak terpecahkan.

3.      Membantu klien untuk belajar dan mengatasi.

4.      Rekonstruksi kepribadian.





B.     Pendekatan Humanistik



a.      Konsep Dasar:

1.      Memandang manusia sebagai individu yang unik. Manusia merupakan seseorang yang ada, sadar dan waspada akan keberadaannya sendiri. Setiap orang menciptakan tujuannnya sendiri dengan segala kreatifitasnya, menyempurnakan esensi dan fakta eksistensinya.

2.      Manusia sebagai makhluk hidup yang dapat menentukan sendiri apa yang ia kerjakan dan yang tidak dia kerjakan, dan bebas untuk menjadi apa yang ia inginkan. Setiap orang bertanggung jawab atas segala tindakannya.

3.      Manusia tidak pernah statis, ia selalu menjadi sesuatu yang berbeda, oleh karena itu manusia mesti berani menghancurkan pola-pola lama dan mandiri menuju aktualisasi diri

4.      Setiap orang memiliki potensi kreatif dan bisa menjadi orang kreatif. Kreatifitas merupakan fungsi universal kemanusiaan yang mengarah pada seluruh bentuk self expression.

b.       Asumsi Perilaku Bermasalah

Gangguan jiwa disebabkan karena individu yang bersangkutan tidak dapat mengembangkan potensinya. Dengan perkataan lain, pengalamannya tertekan.

c.        Tujuan Konseling

1.      Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya

2.      Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.

3.      Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.

4.      Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.

d.      Deskripsi Proses Konseling

1.      Adanya hubungan yang akrab antara konselor dan konseli.

2.      Adanya kebebasan secara penuh bagi individu untuk mengemukakan problem dan apa yang diinginkannya.

3.      Konselor berusaha sebaik mungkin menerima sikap dan keluhan serta perilaku individu dengan tanpa memberikan sanggahan.

4.      Unsur menghargai dan menghormati keadaan diri individu dan keyakinan akan kemampuan individu merupakan kunci atau dasar yang paling menentukan dalam hubungan konseling.

5.      Pengenalan tentang keadaan individu sebelumnya beserta lingkungannya sangat diperlukan oleh konselor.

e.       Teknik-Teknik Konseling

Teknik yang dianggap tepat untuk diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling, sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers. meliputi: (1) acceptance (penerimaan); (2) respect (rasa hormat); (3) understanding (pemahaman); (4) reassurance (menentramkan hati); (5) encouragement (memberi dorongan); (5) limited questioning (pertanyaan terbatas; dan (6) reflection (memantulkan pernyataan dan perasaan).

Melalui penggunaan teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3) mengarahkan diri; (4) mewujudkan dirinya.



C.    Pendekatan Behavioral

Tokoh : Skinner

Behavioral mengikuti metode eksperimen dan mengutamakan perhatian pada perilaku yang diamati secara ilmiah.

Konsep penting dalam behaviorisme adalah reinforcment baik bersifat positif maupun negatif.

Proses perkembangan behavioral terdiri dari :

a.       Extinction : perubahan perilaku dar yang tidak senang menjadi senang.

b.      Generalization : perilaku tidak senang pada orang yang mirip dengan orang yang tidak disenanginya.

c.       Discrimination : perilaku yang awalnya tidak senang tapi tetap berusaha untuk mengenali lebih dekat sehingga perasaannya lama-lama menjadi senang.



4.      TUJUAN KONSELING



Tujuan dari konseling adalah memfasilitasi klien agar terbantu untuk:

a.       Menyesuaikan diri secara efektif terhadap diri sendiri dan lingkungannya, sehingga memperoleh kebahagiaan hidup.

b.      Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensinya ke arah perkembangan yang optimal.

c.       Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman diri.

d.      Memperkuat motivasi untuk melakukan hal –hal yang benar.

e.       Mengurangi tekanan emosi.

f.       Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas untuk pengambilan keputusan yang efektif.

g.      Meningkatkan hubungan antar pribadi.



5.      ASAS KONSELING



a.      Asas Kerahasiaan

Keyakinan klien akan adanya perlindungan kerahasiaan menjadi jaminan suksesnya pelayanan. Apabila terbongkar menjadi tanggung jawab konselor.

b.      Asas Kesukarelaan dan Keterbukaan

Kesukarelaan penuh klien untuk menjalani proses pelayanan konseling bersama konselor menjadi buah dari terjaminnya pribadi klien.

c.       Asas Keputusan Diambil Sendiri oleh Klien

Asas ini secara langsung menunjang kemandirian klien. Berkat dorongan konselor maka klien akan berfikir, menganalisis, menilai, menyimpulkan sendiri mampu bersikap sehingga mampu untuk mengambil keputusan.

d.      Asas Kekinian dan Kegiatan

Hal ini diterapkan dari awal sejak konselor bertemu dengan klien. Dengan nuansa kekinianlah segenap proses layanan dikembangkan dan dijalankan.klien dituntut untuk benar-benar aktif dari awal sampai periode pasca layanan.

e.       Asas Kenormatifan dan Keahlian

Klien dan konselor sama-sama terikat sepenuhnya oleh nilai-nilai dan norma yang berlaku.





6.      KOMPONEN KONSELING



a.      Konselor

Adalah seseorang yang karena kewenangan dan keahliannya memberi bantuan kepada klien. Untuk mengelola konseling secara efektif, seorang konselor dituntut memiliki kepribadian dan keptrampilan tertentu.

b.      Klien

Adalah seorang individu yang sedang mengalami masalah ,atau sedang mengalami sesuatu yang ingin disampaikan kepada orang lain.

c.       Konteks hubungan konselor dan klien

Dalam konseling, hubungan konselor dengan klien berada dalam konteks hubungan membantu ( helping relationship), yaitu hubungan untuk meningkatkan pertumbuhan , kematangan dan fungsi serta cara dalam menghadapi kehidupan dengan memanfaatkan sumber-sumber internal pada pihak klien.











7.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES KONSELING



a. Struktur

b. Inisiatif

c. Setting / tatanan fisik

d. Kualitas klien

e. Kualitas konselor





8.      KARAKTERISTIK KONSELOR YANG EFEKTIF



a.       Congruence ( genuineness, authenticity)

b.      Unconditional positive regard/ acceptance

c.       Empati

d.      Pengetahuan yang baik tentang diri sendiri dan kompeten

e.       Kesehatan psikologis yang baik

f.       Sensitivitas dan pemahaman faktor rasial

g.      Keterbukaan

h.      Objektivitas

i.        Dapat dipercaya

j.        Pendengar yang baik



9.      MASALAH YANG DIHADAPI KONSELOR



a.       Kebosanan

b.      Kesalahan konselor

c.       Manipulasi

d.      Hubungan yang membantu vs tidak membantu

e.       Terminasi konseling

f.       Burnout



10.  LANGKAH KONSELING

Proses konseling dibagi dalam lima tahap sebagai berikut :

  1. Tahap Analisis

Tahap kegiatan yang terdiri pengumpulan informasi dan data mengenai klien.





  1. Tahap Sintesis

Langkah merangkum dan mengatur data dari hasil analisis yang sedemikian rupa sehingga menunjukkan bakat, kekuatan, kelemahan dan kemampuan penyesuaian diri klien.

  1. Tahap Diagnosis

Sebenarnya merupakan langkah pertama dalam bimbingan dan hendaknya dapat menemukan ketetapan yang dapat mengarah kepada permasalahan, sebab-sebabnya, sifat-sifat klien yang relevan dan berpengruh pada penyesuaian diri. Diagnosis meliputi :

  1. Identifikasi masalah yang sifatnya deskriptif misalnya dengan menggunakan kategori Bordin dan Pepinsky

Kategori diagnosis Bordin

a. dependence (ketergantungan)

b. lack of information (kurangnya informasi)

c. self conflict (konflik diri)

d. choice anxiety (kecemasan dalam membuat pilihan)

Kategori diagnosis Pepinsky

a. lack of assurance (kurang dukungan)

b. lack of information (kurang informasi)

c. dependence (ketergantungan)

d. self conflict (konlflik diri)

  1. Menentukan sebab-sebab, mencakup perhatian hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang dapat menerangkan sebab-sebab gejala. Konselor menggunakan intuisinya yang dicek oleh logika, oleh reaksi klien, oleh uji coba dari program kerja berdasarkan diagnosa sementara.
  2. Prognosis yang sebenarnya terkandung didalam diagnosis misalnya diagnosisnya kurang cerdas pronosisnya menjadi kurang cerdas untuk pekerjaan sekolah yang sulit sehingga mungkin sekali gagal kalau ingin belajar menjadi dokter. Kalau klien belum sanggup berbuat demikian, maka Konselor bertanggung jawab dan membantu klien untuk mencapai tingkat pengambilan tanggung jawab. Untuk dirinya sendiri, yang berarti dia mampu dan mengerti secara logis, tetapi secara emosional belum mau menerima.

  1. Tahap Konseling

Merupakan hubungan membantu klien untuk menemukan sumber diri sendiri maupun sumber diluar dirinya, baik dilembaga, sekolah dan masyarakat dalam upaya mencapai perkembangan dan penyesuaian optimal, sesuai dengan kemampuannya. Dalam kaitan ini ada lima jenis konseling adalah :

    1. Belajar terpimpin menuju pengertian diri
    2. Mendidik kembali atau mengajar kembali sesuai dengan kebutuhan individu sebagai alat untuk mencapai tujuan kepribadiannya dan penyesuaian hidupnya.
    3. Bantuan pribadi dan Konselor, agar klien mengerti dan trampil dalam menggunakan prinsip dan teknik yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
    4. Mencakup hubungan dan teknik yang bersifat menyembuhkan dan efektif.
    5. Mendidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis atau penyaluran

  1. Tahap Tindak Lanjut

Mencakup bantuan kepada klien dalam menghadapi maslaah baru dengan mengingatkannya kepada masalah sumbernya sehingga menjamin keberhasilan konsleing. Teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan individualitas klien.

Teknik Konseling

1. Pengunaan hungan intim (Rapport), Konselor harus menerima konseli dalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli.

2. Memperbaiki pemahaman diri, konseli harus memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya. Penafsiran data dan diagnosis dilakukan bersama-sama dengan klien dan Konselor menunjukkan profil tes secara arif.

3. Pemberian nasehat dan perencanaan program kegiatan. Konselor mulai dari pilihan, tujuan, pandangan atau sikap Konselor dan kemudian menunjukkan data yang mendukung atau tidak mendukung dari hasil diagnosis. Penjelasan mengenai pemberian nasehat harus dipahami klien.

Tiga metode pemberian nasehat yang dapat digunakan oleh Konselor :

a. Nasehat langsung (direct advising), dimana Konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya.

b. Metode persuasif, dengan menunjukan pilihan yang pasti secara jelas.

c. Metode penjelasan, yang merupakan metode yang paling dikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati-hati dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostic dan menunjukan kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli.

d. Melaksanakan rencana, yaitu Konselor memberikan bantuan dalam menetapkan pilihan atau keputusan secara implementasinya.

4. Menunjukkan kepada petugas lain (alih tangan) bila dirasa Konselor tidak dapat mengatasi masalah klien.



































Sumber pustaka



waskitamandiribk.wordpress.com/ 2010 /teori_ konseling



konselorindonesia.blogspot.com/ konsep_dasar_konseling_perorangan_2010



eprint.undip.ac.id/621/i/highlight_dalam_sejarah_knseling_sawitri 2009



http//konselingindonesia.com/teori_konseling 2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar