Minggu, 25 Desember 2011

BAB III -V RADIASI METAL BEKAS GOIANIA, BRAZIL


BAB III
TINJAUAN  KASUS

3.1              ANALISIS KONDISI
Kecelakaan Goiania terjadi pada 13 September 1987 dengan INES rating 5 (accident with wider consequences). Kecelakaan ini  melibatkan sebuah sumber radiasi bekas pakai untuk keperluan teletherapi di sebuah rumah sakit. Kejadian ini terjadi di bekas rumah sakit atau Institusi Radioteraphy yang sudah ditutup di Brazil. Institusi ini pindah ke lokasi lain, dan proses perpindahan sedang berlangsung. Dikarenakan kelalaian pihak keamanan, dua orang pengais sampah berhasil masuk dan menemukan sebuah benda yang disebut teletherapy unit, yang menurutnya layak dijual sebagai barang bekas. Mereka berusaha membuka alat tersebut, walaupun telah terjadi gejala mual, tetapi dikarenakan saat berobat mereka dinyatakan salah makan, maka proses pembongkaran alat radioaktif itu terus berlanjut, dan nantinya tubuh mereka akan penuh tanda-tanda lebam dan salah satu dari mereka tangannya diamputasi. Akhirnya mereka berdua bisa sedikit membuka kapsul radioaktif di dalamnya yang memancarkan sinar warna biru yang sebenarnya adalah debu radioaktif.
Barang ini kemudian dijual ke penjual barang bekas ( Scrapyard). Melihat warna biru yang indah tersebut, ia pun berencana ingin membuat cincin untuk istrinya dari kapsul tersebut. Sebelumnya mereka mengundang tetangga dan teman-temannya untuk menyaksikan keindahan 'alat aneh' ini. Debu radioaktif ini pun mengenai mereka dan mereka bawa ke manapun mereka pergi, dan menulari orang lainnya.
Debu biru radioaktif tersebut malah dilumuri oleh salah satu adik pemilik penjual barang bekas ke perutnya mebentuk tanda salib, sebagian dibawanya ke rumah untuk jadi mainan anaknya dan ternak-ternaknya. Melihat banyaknya orang yang sakit sejak munculnya 'debu biru' ini, salah seorang dari mereka melaporkan hal ini 15 hari sejak ditemukannya alat tadi.

3.2              SUMBER RADIASI
Merupakan jenis radioisotop untuk keperluan terapi, yaitu jenis Cs-137  (suatu zat radioaktif pemancar radiasi sinar gamma yang kuat) dengan aktivitas 56 TBq atau 1500 Ci.

3.3              PENYEBAB UTAMA
Penyebab utama dari kejadian ini adalah kelalaian parah dari operator mantan fasilitas dan petugas keamanan yang meninggalkan barang berbahaya.
3.4              KATEGORI SKALA 
Kasus  kecelakaan di Goiania ini menurut INES masuk level 5 (accident with wider consequences). Karena kebocoran radioaktif dalam jumlah terbatas sehingga membutuhkan tindakan penanganan. Beberapa orang tewas akibat radiasi. Beberapa kerusakan terjadi di reaktor inti. Kebocoran radiasi dalam jumlah besar terjadi dalam instalasi, hal itulah yang memungkinkan publik terpapar. Hal ini bisa timbul akibat kecelakaan besar atau kebakaran.
3.5              DAMPAK
Data korban meninggal :
·         Das Neves Leide Ferreira, yang berusia 6 (6,0 Gy, 600 REM) dirinya mengalami pembengkakan dan kerusakan tubuh, rambut rontok, ginjal dan paru-paru bagian atas, dan pendarahan internal.
·         Maria Gabriela Ferreira, berusia 38 (5,7 Gy, 550 REM), istri pemilik tempat barang rongsokan Devair Ferreira ,dan menderita perdarahan internal, terutama pada tungkai, mata, dan saluran pencernaan, dan menderita kerugian rambut.
·         Baptista dos Santos, berusia 22 (4,5 Gy, 450 REM), adalah seorang karyawan dari Devair Ferreira yang bekerja pada sumber radioaktif terutama saat membuka kapsul radioaktif. Ia menderita penyakit pernapasan serius dan komplikasi limfatik.
·         Admilson Alves de Souza, berusia 18 (5,3 Gy, 500 REM), juga seorang karyawan yang bekerja Devair Ferreira pada sumber radioaktif. Ia mengalami kerusakan paru-paru, perdarahan internal, dan kerusakan jantung.
Sementara 130.000 orang mengalami radiasi ringan, 250 dari mereka masih membawa debu radioaktif di tubuh mereka, dan 20 di antaranya mengalami sakit.

Sedangkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan :
a)      pelepasan bahan radioaktif Terbatas cenderung memerlukan pelaksanaan beberapa tindakan pencegahan yang direncanakan.
b)     Dampak terhadap hambatan radiologis dan kontrol
c)      Parah kerusakan pada teras reaktor.
d)     Pelepasan jumlah besar bahan radioaktif dalam instalasi dengan probabilitas tinggi paparan publik signifikan. T Hal ini bisa timbul dari kekritisan besar kecelakaan atau kebakaran.
e)      limbah radioaktif sejumlah sekitar 3.500 meter kubik, yang diwadahi dalam ribuan kontainer/drum limbah radioaktif.
3.6   PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT
1.      Brazil melakukan pemberitahuan secara dini tentang kondisi darurat radiologis kepada  IAEA
2.      Brazil mendapat bantuan dari IAEA berupa kerjasama teknis dan peralatan pemantau dosis perorangan, serta mengatur pemberian bantuan medis dari AS.
3.      IAEA juga mengatur bantuan dari beberapa negara seperti Jerman Barat, Hongaria, Israel, Nederland, dan Inggris. Secara terpisah Argentina, Perancis, Jerman Barat, AS, dan Uni Soviet juga memberikan bantuan berupa pakar dan perlengkapan yang diperlukan langsung ke Brasil.
4.      Melakukan Radiological Triage terhadap 112.000 orang dengan hasil:
a)      249 orang teriddentifikasi terkontaminasi
b)      120 orang hanya terkontaminasi pada pakaian dan alas kaki
c)      129 orang terkontaminasi eksterna

3.7         PENGENDALIAN PASCA RADIASI
Beberapa hal yang dilakukan Pemerintah Goiania setelah terjadi radiasi
1.      Tindakan penanggulangan
a.       Fase 1
Tindakan segera untuk mengendalikan kontaminasi
b.      Fase 2
Remedial untuk mengembalikan kondisi seperti semula.
·         Survey awal melalui udara dilakukan di daerah urban di Goiania seluas 67 km2 dengan menggunakan helikopter untuk identifikasi (beberapa m Gy/jam sampai >2 Gy/jam)
·         Kemudian mobil yang dilengkapi dengan 2 detektor GM dan 1 detektor Nal (TI) melakukan survey di daerah urban yang lain diGoiania.
·         Dilakukan pengerukan tanah 3000 m 3 yang terkontaminasi zat radioaktif, 50.6 TBq 137 Cs ditemukan kembali : < 0,37 TBq sisa.
c.       Tindakan lain yang dilakukan:
·         Mengidentifikasi 85 rumah kena kontaminasi tinggi, 200 orang di evakuasi, 4 rumah diruntuhkan.
·         Membersihkan lokasi penimbunan barang bekas dan meruntuhkan bangunan tempat penimbunan barang bekas.
·         Memotong besi konstruksi dan benda lain yang terkontaminasi.
·         Menyingkirkan benda yang terkontaminasi dari tempat penimbunan barang bekas.
·         Melakukan dekontaminsai kendaraan, dan ditemukan 5o kendaraan terkontaminasi.
·         Memonitor tanah untuk menentukan kontaminasi.
·         Mengubur korban meninggal akibat radiasi dengan peti mati khusus berbahan fiberglass dan campuran timbal untuk mencegah penyebaran radiasi.









BAB IV
PEMBAHASAN


Kasus yang terjadi di Goiania merupakan kasus kecelakaan radiasi metal bekas. Karena kecelakaan ini berasal dari sebuah alat teletherapy yang menghasilkan sumber radioaktif berupa 137Ce.  Kecelakaan  ini  masuk skala INES 5 dikarenakan kebocoran radioaktif dalam jumlah terbatas sehingga membutuhkan tindakan penanganan. Empat  orang tewas akibat radiasi dan beberapa kerusakan terjadi di reaktor inti. Kebocoran radiasi dalam jumlah besar terjadi dalam instalasi, hal itulah yang menjadikan publik terpapar.
Kecelakaan ini terjadi karena adanya kelalaian dari pihak keamanan Rumah sakit dan operator alat yang meninggalkan alat berbahaya di tempat . Serta adanya ketidak tahuan masyarakat mengenai alat kesehatan yang mempunyai efek radiasi dan berbahaya bagi manusia serta lingkungannya.
Penanganan pada saat gawat darurat sudah sesuai jalur yang ditetapkan IAEA yaitu pemberitahuan secara dini mengenai bahaya radiologi serta permohonan bantuan peralatan dan tim untuk mengatasi bahaya radiasi. Termasuk didalamnya telah dilakukan penanggulangan keadaan darurat sesuai prosedur yakni mengevakuasi penderita dan mengisolasi wilayah yang terkena radiasi. Selain itu pemerintah Goiania juga melakukan pengamanan sumber radiasi, melakukan dekontaminasi, radiological triase dan menggolongkan penderita terpapar radiasi serta melaporkan kejadian ini kepada pihak yang terkait termasuk melapor ke IAEA.
Tindakan yang telah dilakukan untuk mencegah penyebaran radiasi juga sudah cukup efektif dengan melakukan berbagai upaya dari radiological triase hingga pengendalian radiasi pada lingkungan. Seperti pengerukan tanah dan pemakaman para korban radiasi dengan menggunakan peti mati khusus berbahan fiberglass dengan campuran timbal untuk mencegah penyebaran radiasi.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       KESIMPULAN
a)      Kecelakaan radiasi metal bekas di Goiania terjadi pada tanggal 13 Desember 1987 dan  melibatkan sebuah sumber radiasi bekas pakai untuk keperluan teletherapi di sebuah rumah sakit.
b)      Sumber radiasi pada saat kecelakaan adalah Cs-137  (suatu zat radioaktif pemancar radiasi sinar gamma yang kuat) dengan aktivitas 56 TBq atau 1500 Ci.
c)      Penyebab utama dari kejadian ini adalah kelalaian parah dari operator mantan fasilitas dan petugas keamanan yang meninggalkan barang berbahaya.
d)     Kasus  kecelakaan di Goiania ini menurut INES masuk level 5 (accident with wider consequences).
e)      Dampak yang terjadi adalah 4 orang meninggal, 130.000 orang mengalami radiasi ringan, 250 dari mereka masih membawa debu radioaktif di tubuh mereka, 20 di antaranya mengalami sakit dan mengakibatkan limbah radioaktif sekitar 3.500 meter kubik.
f)       Penanganan gawat darurat saat kecelakaan radiasi metal bekas sudah sesuai dengan prosedur IAEA dan sesuai prosedur umum penanganan gawat darurat kecelakaan radiasi.
g)      Pengendalian radiasi sebagai upaya pencegahan penyebaran radiologis yang dilakukan sudah cukup efektif.
5.2       SARAN
Kebutuhan akan metal bekas kedepan cukup besar, sehingga potensi adanya material radioaktif signifikan. Dalam upaya melindungi industri metal pekerja, masyarakat dan lingkungan, maka kontrol berdasarkan batas klirens, pemantauan dan pengukuran pada rantai suplai industri metal bekas perlu digalakkan, dengan kerjasama antar departemen terkait yang ada di Goiania dan kerjasama secara internasinal di IAEA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar